SEMOGA ADA SETITIK BAROKAH TERSIRAT DARI SAJIAN YANG TERSURAT SEHINGGA HIDUP LEBIH BERMAKNA DAN BERGUNA

Thursday, May 21, 2009

Latar Belakang Pondok Pesantren


Pendidikan memiliki peranan yang sangat strategis dalam pengembangan kwalitas sumber daya manusia (SDM). Hal ini dapat dilihat dari makna pendidikan itu sendiri, yakni usaha sadar untuk menciptakan suasana belajar melalui bimbingan, pengajaran dan aturan latihan yang kontinue agar peserta didik dapat mengaktualisasikan potensi dirinya, mampu menguasai iptek, serta mengembangkan akhlaq dan budi pekerti yang baik. Kwalitas sumber daya manusia pada akhirnya akan menentukan kemajuan dan peradaban bangsa, keterpandangan dan kekuatannya dalam peraturan regional maupun internasional.
Contoh riil adalah Singapura, Jepang dan Korea. Negara-negara ini sangat terbatas sumber daya alamnya, tetapi karena pendidikannya benar-benar dijadikan kekuatan Human Interstment dan social capital, sehingga mampu menjadi Negara dan bangsa yang maju dan memiliki daya saing tinggi dalam percaturan global.
Bagaimana realita pendidikan kita (Indonesia pada umumnya dan Lombok Timur pada khususunya)? Secara jujur dan lugas harus diakui bahwa kinerja pendidikan kita ibarat “Jalan di tempat” bahkan makin terpuruk pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, mulai dari Pendidikan Dasar/MI, Pendidikan Lanjutan/Madrasah Tsanawiyah, Pendidikan Menengah/MA, hingga Pergururan Tinggi. Bukti rendahnya kwalitas pendidikan nasional dapat kita ketahui dari semakin berkurangnya persentase (%) kelulusan sisiwa pada tahun ajaran 2004-2005 lalu. Fenomena ini menggambarkan bahwa harapan pendidikan nasional agar mampu menghasilkan SDM yang berkwalitas (karakter SDM bermoral, beriman, bertaqwa, beradab, berdaya, dan berpartisipasi) terindikasi sia-sia.
Begitu banyak usaha-usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kwalitas dan mutu pendidikan, misalnya saja dari perbaikan kurikulum, dan bahan ajar, penataran guru dan kepala sekolah, pengadaan buku dan peralatan sekolah, pengadaan prasarana dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun usaha-usaha tersebut sampai sekarang belum mampu menunjukkkan hasilnya secara nyata, khususnya didaerah Lombok Timur tercinta ini. Predikat sebagai daerah yang memiliki kwalitas sumber daya manusia (khususnya dalam dunia pendidikan) ke-2 terendah diseluruh kota Propinsi di Indonesia merupakan kajian dan bahan renungan kita bersama dalam upaya peningkatan SDM ke masa-masa yang akan datang.
Dalam skala lokal, Lombok Timur khususnya didaerah utara, masih sangat banyak anak-anak yang kurang memperhatikan dunia pendidikan dikarenakan beberapa faktor, diantaranya masih jarang sarana pendidikan, dan kalaupun ada siswa harus menempuh jarak yang jauh untuk bisa ke sekolah. Pada sisi lain kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anaknya kurang dikarenakan kurangnya pendidikan dan biaya. Misalnya saja di wilayah Dasan Baru Desa Suntalangu Kecamatan Suela lebih banyak berkonsentrasi pada bidang pertanian, menganggur dan atau menjadi TKI ke luar negri, yang pada akhirnya mereka hanya mencari kebutuhan makan dan minum saja tanpa menghiraukan nasib generasi yang akan datang.
Mencermati hal itu dan dalam upaya menuntaskan wajib belajar 9 tahun, tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat Dasan Baru memandangan perlu untuk mendirikan jenjang pendidikan yang sekiranya bisa menampung dan mewadahi minat serta potensi siswa dalam proses belajar yaitu dengan mendirikan Ponpes Putra Rinjani di Dasan Baru.
Untuk itu Pengurus Pondok Pesantren Putra Rinjani NW Dasan Baru mendirikan beberapa lembaga dilingkungan Ponpes Putra Rinjani, dan sejak tahun ajaran 2006 sampai dengan 2009 ini telah menyiapkan 8 Lokal Belajar.
Terlebih lagi dengan diberlakukannya UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, akan lebih memberi peluang bagi setiap Pemerintah Daerah (Pemda) untuk meningkatkan mutu pendidikannya dengan tetap mendukung setiap usaha yang dilakukan oleh masyarakat yang peduli terhadap kwalitas dan mutu pendidikan umat, baik dengan menyelenggarakan training home school ataupun dengan mendirikan jenjang pendidikan formal. Yang kemudian pada akhirnya dengan meminjam istilah salah seorang pemikir islam yang mengatakan bahwa: “Untuk menaklukkan sebuah sistem cukup dengan al-fikru dan ad-dzikru. Al-fikru yang melambangkan sebuah madrasah dan ad-dzikru melambangkan tempat ibadah atau Masjid. Sehingga kalau Sekolah/Madrasah dan tempat ibadah/Masjid sudah dibangun, maka akan terciptalah sebuah karakter SDM yang beriman, bertaqwa, bermoral, beradab, berdaya, dan berpartisipasi.
C. Dasar-dasar Pendirian
1. Hittah Perjuangan Organisasi Nahdlatul Wathan (Pendidikan, Sosial dan Dakwah)
2. UU no. 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah
3. PP. No. 39 Tahun 1991 tentang peran serta masyarakat dalam pendidikan
4. Hasil rapat pengurus atau panitia bersama toga dan toma Dasan Baru Desa Suntalangu
D. Visi.
Terwujudnya insan muslim yang beriman, bertaqwa, terampil serta berakhlak yang mulia.
E. Misi
1.Melaksanakan, membina, mengembangkan dan menerapkan ajaran Islam yang berwawasan luas, toleran dan penuh persaudaraan dalam semangat Ukhwah Islamiyah, Ukhwah Wathaniyah Dan Ukhwah Basyariyah.
2.Membina dan mengelola pendidikan sebagai wahana pembentukan watak dan kepribadian yang baik dengan menerapkan sistem terpadu antara salafi dan modern yang terencana, terarah, terpadu profesional, efektif dan efesien.

Link ke Facebook

0 komentar: