SEMOGA ADA SETITIK BAROKAH TERSIRAT DARI SAJIAN YANG TERSURAT SEHINGGA HIDUP LEBIH BERMAKNA DAN BERGUNA

Thursday, February 24, 2011

Ali Bin Dachlan Hadiri Maulid di Pontren Miftahul Faizin NW Ketangga



Perigatan Maulid Nabi Muhammad SAW sedang digelar diberbagai tempat, termasuk di Pondok Pesantren Miftahul Faizin NW Ketangga Kecamatan Suela. Pondok Pesantren yang dirintis oleh TGH.Zainul Muhibbin,QH. bersama segenap pengurus dan jamaah, saat ini terlihat megah dengan berdirinya gedung serbaguna atau aula Pondok Pesantren. Dalam kata pengantar yang disampaikan oleh TGH.Zainul Muhibbin,QH. bahwa pembangunan aula ini dimulai sejak 9 Sya’ban 1423 H= 16 Oktober 2002 M. gedung tersebut berukuran 45x20 m berlantai 2 yang sampai saat ini telah rampung 80% dan menelan biaya sekitar Rp. 981.620.000. dengan fasilitas 7 ruang kelas, 2 ruang guru, 1 aula dan 1 ruang perpustakaan. Sementara itu 20 % pembangunan yang tersisa sedang dalam perencanaan penyelesaian dengan anggaran biaya Rp. 245.405.000. TGH.Zainul Muhibbin,QH. menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kerjasama para jamaah dan wali murid yang ikut mendukung proses pembangunan tersebut, termasuk bapak mantan Bupati Lombok Timur yang pada tahun 2008 lalu telah ikut membantu dengan memberikan dana stimulan sebesar Rp. 60.000.000. Semoga amal jariyah semua fihak yang telah ikut andil dalam pembangunan ini diberikan imbalan pahala oleh Allah SWT .

Hadir pada acara tersebut mantan bupati Lombok Timur H.M.Ali Bin Dachlan bersama H.L.Ghaffar Ismail,MM. Kehadiran kedua tokoh ini membuat para hadirin merasa terharu sekaligus gembira karena sudah lama tidak bertatap muka dengan beliau. Camat Suela M. Syukri, BA saat menyampaikan sambutannya menyampaikan bahwa beliau sangat merasa terharu dan gembira karena dapat berjumpa. beliau mengakui bahwa pada masa bapak Ali Bin Dachlan menjadi Bupati Lombok Timur, sangat banyak kenangan yang tidak dapat terlupakan, diantaranya adalah motivasi-motivasi beliau untuk senantiasa membangun masyarakat tanpa harus membebani masyarakat dengan segala kebijakan dan aturan. beliau menegaskan bahwa kalau untuk masyarakat, berbuatlah semaksimal mungkin tanpa pilih kasih. Tegakkan kebenaran walaupun itu pahit. Jangan jadikan jabatan sebagai alat untuk memenuhi kesenangan pribadi, tapi jadikan jabatan itu sebagai alat untuk memenuhi hajat masyarakat ungkapnya. Sementara itu Ali Bin Dachlan dalam kata sambutannya mengungkapkan bahwa tidak ada perubahan tanpa adanya semangat dan usaha untuk membangun. Maulanasyaikh TGKH.M.Zainuddin Abdul Madjid pada masa awal perjuangannya, membangun jamaah dibawah atap bobok(daun kelapa-red). Madrasah dibangun dengan atap bobok, lalu pelan-pelan mengganti dengan bangunan semi permanen. Namun dengan kegigihannya beliau mampu menjadikan NW ini besar dan megah seperti yang kita saksikan sekarang ini. Keberhasilan beliau bukan karena banyak uang dan jabatan, tapi benar-benar dengan keikhlasan dan andil jamaahnya, dilandasi dengan kesadaran dan keikhlasan untuk menyumbang dan membangun dunia pendidikan untuk masa depan generasi bangsa.

Lebih jauh Ali BD yang juga mantan bupati Lombok Timur itu menandaskan bahwa jangan mengundang pejabat kalau niatnya untuk mendapatkan sumbangan semata. Terlebih lagi saat ini kondisi pemerintah kita masih belum stabil. Jangan kita membangun hanya mengharap uang dari pemerintah karena bangunan yang berdiri megah tapi bukan dari uang jamaah itu tidak ada nilainya. Bangunlah pelan-pelan asalkan amal jariyah para jamaah dapat tersalurkan dan bermanfaat bagi semua orang. (NW.org)

Link ke Facebook

0 komentar: