SEMOGA ADA SETITIK BAROKAH TERSIRAT DARI SAJIAN YANG TERSURAT SEHINGGA HIDUP LEBIH BERMAKNA DAN BERGUNA

Thursday, March 31, 2011

Wawancara Eksklusif bersama Simpatisan NW dari Luar Negeri

Nama Narasumber         : Mohd. Faisal Bin Abdul Rahim

Umur                            : 35 Tahun
Negara Asal                  : Malaysia ( Institut Teknologi Unggas, Jln. Ramuan China Besar 83700
  Masjid Tanah Melaka )
Orang Tua                     : Bapak : Abdul Rahim ( Pakistan) ,  Ibu : Fatimah ( Pakistan )
Pekerjaan                      : Jabatan Veterina Malaysia

Apa yang menyebabkan bapak Faisal datang ke Lombok ?
Pertama : adalah ingin mencari dimana Nahdlatul Wathan yang didirikan oleh Maulanasyaikh  di Lombok Timur
Kedua : Ingin melihat Gunung Rinjani dan Segara Anak disebabkan keingin tahuan saya, karena pada tahun 1997 pernah bermimpi bertemu dengan Maulanasyaikh dan dibawa ke gunung rinjani menuju sebuah gua dibawah lereng gunung.  sebelum masuk gua ada sebuah batu yang mana kita bisa masuk ke gua itu melalui celah batu. lalu setelah masuk, didalamnya gelap gulita namun terus diajak berjalan dengan dipandu oleh Maulanasyaikh... lalu diujung gua ternyata sudah sampai di puncak gunung rinjani, lalu dipuncak gunung tersebut terdapat tempat yang lapang dan luas berpasir putih semuanya. lalu pada saat itu ada salah seorang yang tidak saya kenal berkata "Apa yang kamu jumpai ditempat ini bawalah pulang, hinggapun tahi ayam yang kamu dapat bawalah pulang" katanya,  ternyata saya menemukan sebuah benda pada saat itu. lalu tidak lama kemudian saya tersadar dari mimpi saya itu, namun mimpi itu tidak bisa hilang dari ingatan saya sampai saat ini.

Mengapa bapak Faisal mencintai Nahdlatul Wathan dan Maulanasyaikh ?
Sebab Nahdlatul Wathan yang dibuat oleh Maulanayaikh itu sangat baik perjuangannya dan terang jalan perjuangannya sehingga tidak ragu untuk saya ikuti. Maulanasyaikh adalah seorang Ulama' yang Ilmunya mendalam, Tinggi Keikhlasan Hatinya, Gigih perjuangannnya.

Apa yang paling berkesan tentang jamaah Nahdlatul Wathan yang ada di Lombok ?
Yang paling berkesan adalah Shilatrurrahminya yang sangat terasa dekat. saat saya datang saya disambut dengan begitu mesra dan penuh kasih sayang baik oleh santri maupun jamaahnya. dimalaysia tidak ada yang seperti itu jika ada tamu manapun cukup disambut oleh personal saja tanpa melibatkan keluarga apalagi orang lain. Dilombok sangat luar biasa. saya terharu saat tiba di bandara saya disambut oleh pengurus Pondok Pesantren Putra Rinjani beserta keluarga, lalu setibanya di Pondok Pesantren Putra Rinjani saya tidak menyangka disambut lagi oleh para santri dan jamaah lainya, hal ini sangat berkesan bagi saya. Demikian juga saat saya mengadakan kunjungan di tempat pengajian-pengajian, alhamdulillah shilaturrahmi jamaah itu sangat baik.

Sepulang dari Lombok apa yang bapak akan lakukan terkait dengan perjuangan Nahdlatul Wathan dalam rangka menumbuhkan kecintaan bapak kepada Maulanasyaikh ?
Saya sejak lama ingin ikut memperjuangkan Nahdlatul Wathan sejak taun 1997 itu. apa yang bisa saya lakukan untuk Nahdlatul Wathan saya akan ikhtiarkan. sepulang dari Lombok saya berhajat juga membangun Nahdlatul Wathan melalui membuat tempat mengaji /pesantren ditempat saya dan ingin agar tenaga pengajarnya itu datang dari tamatan ma'had semua, agar keberkatan ilmu Maulanasyaikh itu lebih mendalam. saya mohon do'a dari semua warga Nahdlatul Wathan agar niat saya ini mendapatkan jalan yang baik, dengan ridha  Allah SWT.

Hal apa yang paling berkesan tentang Maulanasyaikh TGKH.M. Zainuddin Abdul Madjid  ?
Yang paling berkesan adalah fatwanya yang ada pada buku wasiat renungan masa, karena tahun 1997 saya diberikan buku wasiat renungan masa oleh salah seorang TKI dari Lombok sebagai tanda terimakasihnya kepada saya karena telah menyelamatkanya dari Polisi Malaysia saat itu dan mencarikannya tempat kerja, lalu buku wasiat itu setelah saya baca, saya sangat terkesan dengan kalimat syairnya yang sangat mendalam maknanya. dan yang paling inti dari semua isinya itu ada pada kalimat Maulanasyaikh yang mengatakan : " Anak-anakku, murid muridku yang setia dan berjiwa murni. Semulia-muliamu padaku ialah yang paling banyak memberikan manfaat kepada Nahdlaul Wathan. dan Sejahat-jahatmu padaku ialah yang paling banyak merusak perjuangan Nahdlatul Wathan. Justeru itu Sabarlah... Bersatulah... Berjuanglah... menurut Khittah perjuangan Agama, Nusa dan Bangsa. Kerahkanlah jiwa dan ragamu selaku pejuang agama Allah yang ikhlas zahir bathin dengan selalu memohon pertolongan dan perlindungannya". Kalimat inilah  yang memotivasi saya untuk selalu memperjuangkan agama islam, sehingga saya sangat senang membantu segala perjuangan yang bertujuan untuk menegakkan Agama Islam.

Mengapa anda memilih Pondok Pesantren Putra Rinjani sebagai tempat menginap selama di Lombok ? 
Karena Pondok Pesantren Putra Rinjani itu yang dekat dari Gunung Rinjani, dari sana saya setiap hari dapat melihat Gunung Rinjani dan karena tempatnya didataran tinggi sehingga alamnya terasa lebih nyaman dan indah. Selain itu karena beberapa bulan yang lalu pada saat saya mencari alamat yang dapat memberikan saya petunjuk untuk dapat menemukan Nahdlatul Wathan dan Gunung Rinjani, saya menemukan halaman website putrarinjani.com  dan mendapatkan nomor handphone pengurusnya. sehingga saya lebih mudah berkomunikasi selanjutnya, baik melalui facebook maupun sms. sejak itu saya merencanakan kedatangan saya ke Lombok. Alhamdulillah.

Kemana saja perjalanan Shilaturrahmi selama di Lombok ?
Saya lebih banyak diam di Pondok Pesantren Putra Rinjani karena ingin lebih banyak menikmati indahnya alam pegunungan, dan lebih nyaman ditempat yang sepi jauh dari keramaian. Lalu pada beberapa hari saya diajak oleh saudara saya Irfan untuk mengikuti beberapa pengajian shilaturrahmi Ummi Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid, dan bershilaturrahmi bersama beliau. dan beberapa Tuan Guru murid Maulanasyaikh. Juga saya berziarah ke Makam Maulanasyaikh di Pancor,  Lalu Makam Raja Selaparang, dan Makam Bayan. Alhamdulillah.
                                                                            Wawancara oleh Irfan: Rabu, 25 Maret 2011 (pr-1)

Link ke Facebook

0 komentar: